KUKUSAN PAKIS JUKUT (Diplazium Esculentum Swartz) PADA KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI

Penulis

  • Indah Putri Ramadhanti Fakultas Kebidanan, Universitas Prima Nusantara Bukittinggi
  • Kholilah Lubis Fakultas Kebidanan, Universitas Prima Nusantara Bukittinggi
  • Desri Nova Fakultas Kebidanan, Universitas Prima Nusantara Bukittinggi
  • Novi Haryani Putri Fakultas Kebidanan, Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.35328/kebidanan.v12i2.2475

Kata Kunci:

Jukut ferns, Hemoglobin levels, Young women

Abstrak

Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan global utama yang perlu mendapat perhatian yang memadai. Pada tahun 2019, prevalensi anemia pada wanita dunia usia 15-49 tahun sebesar 29,9%. Prevalensi anemia di Indonesia tahun 2019 sebesar 84,6% pada kelompok usia remaja (15-24 tahun). Penyebab anemia zat besi adalah kurangnya kadar hemoglobin pada sel darah merah. Upaya menurunkan angka kejadian anemia dengan meningkatkan kadar zat besi, salah satunya pemberian kukusan pakis jukut mengandung zat Fe pada daun 100 gr sebesar 291,32 mg. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian kukusan pakis jukut (Diplazium Esculentum Swartz) terhadap peningkatan hemoglobin remaja putri di MAN 1 Model Kota Bukittinggi Tahun 2020. Jenis penelitian pra eksperimen dengan design one group pretest and posttest. Populasi semua siswi MAN 1 kelas XII sebanyak 20 orang, sampel 10 orang dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi eksklusi. Instrumen berupa lembar observasi. Uji normalitas saphiro wilc, data berdistribusi normal menggunakan paired sample t test. Hasil analisa univariat yaitu rerata kadar HB pretest 10,080 ± SD 0,4, rerata kadar Hb posttest 11,344 ± SD 0,5. Hasil analisa bivariat dengan p-value = 0,001 (p<0,05). Kesimpulannya kukusan pakis jukut berpengaruh dalam meningkatkan kadar hemoglobin. Disarankan kukusan pakit jukut membantu pencegahan anemia secara optimal.

Referensi

A’tourrohman, M., Surur, M. A., Nabila, Riza, E., Rahmawati, Sinta, D., Fatimah, S., Ma’rifah, Dian, M., & Lianah, L. (2020). Keanekaragaman Jenis Paku-Pakuan (Pteridophyta) dan Kajian Potensi Pemanfaatannya di Cagar Alam Ulolanang Kecubung. BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains, 4(1), 73–81.

Azwar, A. (2004). Aspek Kesehatan dan Gizi Dalam Ketahanan Pangan. In P. FKM-UI (Ed.), Cit. Prosiding WNPG VIII (pp. 129–161). Jakarta LIPI.

Fauzia, F., & Khaerani, N, M. (2021). Relationship Between Maternal Anemia and The Incidence of Anemia In Infants Aged 6- 36 Months. Midwiferia Jurnal Kebidanan, 7(2). https://doi.org/https://doi.org/10.21070/midwiferia.v7i2.1633

Hasanan, F. (2018). Hubungan kadar homoglobin dengan daya tahan kardiovaskuler pada atlet atletik FIK Universitas Negeri Makassar. Jurnal Olahraga Dan Kesehatan, 7–8.

Kasmini, O. W. (2018). Lingkungan, Penyakit & Status Gizi. In O. W. Kasmini (Ed.), Badan Pengembang Bisnis UNNES Press (I, Vol. 1, Issue Oktober). UNNES Press.

Kurniati, I. (2020). Anemia Defisiensi Zat Besi ( Fe ). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 4(1), 18–33. https://doi.org/https://doi.org/10.23960/jkunila4118-33

Negara, C. K., Murjani, & Basyid, A. (2017). Pengaruh Ekstrak Kelakai (Stenochlaena palustris) Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Borneo Journal of Pharmascientech, 01(01), 10–17. https://doi.org/https://doi.org/10.51817/bjp.v1i1.48

Oktavania, Y. (2021). Pengaruh olahan kelakai (stenochlaena palustris) terhadap kadar hemoglobin wanita [POLTEKKES KEMENKES Palangkaraya]. In Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangkaraya. http://repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/id/eprint/1382%0Ahttp://repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/1382/1/KTI Yonanda Oktavania EDITAN.pdf

Putri, M. P., Dary, D., & Mangalik, G. (2022). Asupan Protein, Zat Besi Dan Status Gizi Pada Remaja Putri. Journal of Nutrition College, 11(1), 6–17. https://doi.org/10.14710/jnc.v11i1.31645

RI, K. K. (2017). Warta kesmas; gizi investasi masa depan bangsa.

RI, K. K. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In B. Hardhana & F. Sibuea (Eds.), Short Textbook of Preventive and Social Medicine (1st ed.). Kementerian Kesehatan RI. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5

Sambou, C., Yamiean, P., & Lolo, W. (2014). Uji efektivitas jus buah jambu biji merah (Psidium guajava, Linn) terhadap kadar hemoglobin (HB) darah tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvergicus L.). Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3), 220–221.

Sashmita, G., Putra, I. G. P. A. F. S., & Widayanti, N. P. (2020). Pengaruh Ekstrak Batang dan Daun Pakis Sayur (Diplazium Esculentum) Terhadap Kadar Hemoglobin, Hematokrit dan Jumlah Eritrosit Pada Tikus Putih Jantan Yang Disuntikkan Natrium Nitrit (NaNo2). Bali International Scientific Forum, 1(1), 68–69.

Siharina, F. (2019). Biskuit Kelakai Pencegah Anemia (p. 18). Universitas Sari Mulia. chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://saiful.web.id/wp-content/uploads/2021/05/DIPLOMA_IPA_FEBBY_SIHARINA_19026168_KTI.pdf

Sukartiningsih, M. C. E., & Amaliah, M. (2018). Factors Associated with Anemia Occurrence in Young Women in Kambaniru District Puskesmas area East Sumba Regency. Jurnal Kesehatan Primer, 3(1), 16–29. https://doi.org/https://doi.org/10.5281/jkp.v3i1.249

Susanti, Y., Briawan, D., & Martianto, D. (2016). Suplementasi Besi Mingguan Meningkatkan Hemoglobin Sama Efektif dengan Kombinasi Mingguan dan Harian Pada Remaja Putri. Jurnal Gizi Pangan, 13(1), 27–34.

Thursina, D. (2019). Kandungan Mineral kalakai (Stenochlaena palustris) yang Tumbuh pada Jenis Tanah Berbeda serta Dimasak dengan Cara Berbeda [Institut Pertanian Bogor]. https://adoc.pub/skripsi-kandungan-mineral-kalakai-stenochlaena-palustris-yan.html

Triwinarni, C., Hartini, T. N. S., & Susilo, J. (2017). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Gizi Besi (AGB) pada Siswi SMA di Kecamatan Pakem. Jurnal Nutrisia, 19(1), 61–67. https://doi.org/10.29238/jnutri.v19i1.49

Wati, D. W., & et al. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Defisiensi Zat Besi Factors of Iron Deficiency on Pregnant Woman in Gandus. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(01), 42–47.

WHO. (2021a). Haemoglobin Concentrations for The Diagnosis of Anaemia and Assessment of Severity.

WHO. (2021b). WHO Global Anaemia estimates: Global anaemia estimates in women of reproductive age, by pregnancy status, and in children aged 6-59 months. https://www.who.int/data/gho/data/themes/topics/anaemia_in_women_and_children

Yuniarti, & Zakiah. (2021). Anemia pada remaja putri di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(7), 2253–2262.

Yunita, F. A., Parwatiningsih, S. A., Hardiningsih, M., Nurma Yuneta, A. E., Kartikasari, M. N. D., & Ropitasari, M. (2020). The Relationship between Young Women ’s Knowledge About Iron Consumption and The Incidence of Anemia in Junior High School 18 Surakarta. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 8(1), 36. https://jurnal.uns.ac.id/placentum/article/view/38632/26838

Diterbitkan

2023-10-19

Cara Mengutip

KUKUSAN PAKIS JUKUT (Diplazium Esculentum Swartz) PADA KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI. (2023). Jurnal Ilmu Kebidanan, 12(2), 159-166. https://doi.org/10.35328/kebidanan.v12i2.2475